![]() |
pic source: pixabay.com |
Belum lama ini saya baca tulisannya Mba Fauzia di website KEB yang berjudul Mengapa Membaca Itu Penting?. Setelah membaca artikel tersebut, tiba-tiba saya kepikiran pengen nulis sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan membaca saya yang entah kenapa makin ke sini kok semakin jarang saja saya lakukan. Bayangkan saja, sejak awal Januari lalu hingga saat ini saya belum juga menamatkan satu buku pun, huhuhu :(
Sangat berbanding terbalik dengan masa-masa sekolah dulu. Saya ingat, pada masa sekolah bertahun-tahun lalu, saya adalah salah satu dari sedikit siswa yang boleh dibilang rajin mengunjungi perpustakaan sekolah untuk meminjam buku.
Saat itu, membaca buku menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan dan "nyandu" banget sehingga dapat dipastikan dua kali seminggu saya tak pernah alpa meminjam buku yang mana setiap kali meminjam, minimal ada dua buku yang saya bawa pulang. Itu artinya ada minimal empat buku yang berhasil saya tamatkan setiap minggu. Ahh, saya jadi malu bila mengingat masa-masa indah itu.
Kebiasaan suka membaca masih saya pertahankan hingga kuliah, walau buku yang saya baca tidak sama lagi seperti saat sekolah dulu. Bila saat sekolah saya suka membaca hampir semua jenis buku (kecuali buku matematika, fisika & kimia padahal SMAnya jurusan IPA, hehehe), saat kuliah buku yang saya suka adalah novel dan majalah. Pun meski frekuensi membaca saya tidak sama lagi seperti masa sekolah, tapi dalam sebulan minimal ada dua buah novel yang saya tamatkan.
Apalagi kampus saya hanya sepelemparan batu dengan Mal Panakukkang Makassar yang mana di dalamnya terdapat Gramedia yang suasananya sangat bersahabat dengan pembaca buku kere seperti saya, kesempatan untuk membaca novel-novel berkualitas tidak saya lewatkan. Setiap pulang kampus atau saat dosen berhalangan hadir, saya akan "lari" ke Gramedia untuk membaca.
Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada manajemen Gramedia Mal Panakukkang Makassar yang pada tahun 2004 - 2006 (kalo gak salah ingat) telah berbaik hati menyediakan bangku yang nyaman untuk dipakai duduk sambil membaca dengan tenang oleh pengunjungnya sehingga orang-orang seperti saya -mahasiswi yang tidak sanggup beli novel karena keterbatasan uang jajan yang dikirim orang tua- bisa membaca bacaan berkualitas.
Kebiasaan suka membaca masih saya pertahankan hingga kuliah, walau buku yang saya baca tidak sama lagi seperti saat sekolah dulu. Bila saat sekolah saya suka membaca hampir semua jenis buku (kecuali buku matematika, fisika & kimia padahal SMAnya jurusan IPA, hehehe), saat kuliah buku yang saya suka adalah novel dan majalah. Pun meski frekuensi membaca saya tidak sama lagi seperti masa sekolah, tapi dalam sebulan minimal ada dua buah novel yang saya tamatkan.
Apalagi kampus saya hanya sepelemparan batu dengan Mal Panakukkang Makassar yang mana di dalamnya terdapat Gramedia yang suasananya sangat bersahabat dengan pembaca buku kere seperti saya, kesempatan untuk membaca novel-novel berkualitas tidak saya lewatkan. Setiap pulang kampus atau saat dosen berhalangan hadir, saya akan "lari" ke Gramedia untuk membaca.
Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada manajemen Gramedia Mal Panakukkang Makassar yang pada tahun 2004 - 2006 (kalo gak salah ingat) telah berbaik hati menyediakan bangku yang nyaman untuk dipakai duduk sambil membaca dengan tenang oleh pengunjungnya sehingga orang-orang seperti saya -mahasiswi yang tidak sanggup beli novel karena keterbatasan uang jajan yang dikirim orang tua- bisa membaca bacaan berkualitas.
Karena saya suka hal-hal yang berbau melow dan romantis, maka dapat ditebak, novel yang saya baca di Gramedia tentulah novel-novel romantis, antara lain novel-novel karangan Kang Abik seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Takbir Cinta Zahrana, novel-novel karya Mira W yang dulu banyak dijadikan sinetron, novel-novel Harlequin, novel-novel karya Agnes Jessica yang mana salah satunya menjadi novel yang paling berkesan yang fisiknya sampai saat ini masih saya cari; Bukan Pengantin Terpilih.
Selain membaca di Gramedia, saya juga suka pinjam novel sama teman. Salah satu novel yang saya pinjam dari teman yang sangat berkesan dan sampai saat ini masih saya cari untuk dikoleksi tapi gak nemu fisiknya adalah Love Story karya Erich Segal.
![]() |
beberapa buku Harlequin saya :) |
Jadi ada dua novel yang mau saya jadikan koleksi namun belum saya dapatkan fisik bukunya yaitu Bukan Pengantin Terpilih (Agnes Jessica) dan Love Story (Erich Segal). Kalo teman-teman tahu tempat penjualan kedua buku ini jangan lupa infoin ke saya yaa, bekas pun tak apa asal saya bisa punya bukunya.
Dan setelah saya pikir-pikir, sepertinya penyebab saya jarang beli buku yang berimbas pada jarangnya saya baca buku setelah tamat kuliah adalah mahalnya ongkir saat beli buku. Bayangkan saja, ongkos kirim bukunya lebih mahal dari harga buku itu sendiri, hiks resiko tinggal di daerah yang jauh dari ibukota.
Makanya saya bahagia banget dan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membeli beberapa buku di Gramedia.com pada harbolnas kemarin saat tahu semua jenis buku didiskon 50% + gratis ongkir ke seluruh Indonesia. Walau pada akhirnya ada rasa sedih dan kecewa karena buku yang saya pesan tidak semuanya bisa dikirim oleh Gramedia sih :(
Itulah sekilas cerita tentang kebiasaan membaca saya yang dulunya rajin dan seiring berjalannya waktu menjadi berkurang intensitas kerajinannya alias malas, hiks :(
Makanya saya bahagia banget dan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membeli beberapa buku di Gramedia.com pada harbolnas kemarin saat tahu semua jenis buku didiskon 50% + gratis ongkir ke seluruh Indonesia. Walau pada akhirnya ada rasa sedih dan kecewa karena buku yang saya pesan tidak semuanya bisa dikirim oleh Gramedia sih :(
Itulah sekilas cerita tentang kebiasaan membaca saya yang dulunya rajin dan seiring berjalannya waktu menjadi berkurang intensitas kerajinannya alias malas, hiks :(
Lakudo, 25 Februari 2018
32 Comments
Kadang aku juga malas untuk membbaca. Tapi biasa aku paksaa loh mba
BalasHapusKadang saya malah gak ada waktu buat membaca buku yang udah saya beli, huhu.
BalasHapusBukunya buat aku aja kalau gak sempat baca, hehehe.
BalasHapusIya saya sekarang juga nggak pernah baca buku, paling hanya baca status orang doang, itupun kalau sempat buka sosmed hehe..
BalasHapusJaman sekolah paling sering baca meskipun hanya pinjam dari perpustakaan sekolah. Saya paling suka membaca novelnya Sydney Sheldon, Agatha Crystie (nulisnya benar nggak ya?), Mira W dan cerita serial di majalah, misalnya serial Imung. Juga novel anak-anak yang lagi ngetop misalnya Trio Detektif dan Lima Sekawan. Majalah komik Tin Tin, Winetu, komik-komik klasik, dan lain-lain, dan lain-lain. Sungguh masa-masa yang sangat menyenangkan :).
wah berapa buku mba Ira yang ga dikirim sedihnya :( aku waktu itu masuk aja susah kok jadi malas berburu diskon di gramed hahaha..
BalasHapussemoga digantikan dengan yang lebih ya, aku juga mulai kendor nih bacanya abis ngeblog mulu wkwkw
Aku juga mulai berkurang nih hobi baca bukunya, harus mulai membiasakan lagi. Btw aku dulu suka juga baca Harlequin tuh :-D
BalasHapusNah..ini saya banget mba.. entah kenapa, saya tak lagi rajin membaca seperti dulu.. 😞
BalasHapusOya..novel2nya saya juga suka mba..hehe..
Sama, Mbak. Saya pun merasa kebiasaan membaca ini udah jauh banget menurun. Padahal kalau ke toko buku banyak yang menrik untuk dibeli
BalasHapusSemoga kita semakin rajin kembali ya Mba, aku juga dulu bisa seminggu dua buku. Sekarang boro-boro banget hiks. Padahal tumpukan buku yang udah dibeli masih banyak, mudah-mudhaan rasa malas ini berlangsung sejenak ya Mba Ira
BalasHapussama mbak, aku pun dulu doyan baca, setidaknya novel2 gitu kan.
BalasHapussekarang mah udah beli novel juga belum dibaca, haha.
tapi tahun ini aku punya 1 buku yang harus diselesaikan maksimal 5 bulan ke depan karena bukunya berat banget topiknya dan dalam bahasa inggris :))
Waktu membaca buku aku sekarang juga hampir ngga ada.. bacanya selalu berita online huhu.. padahal baca buku itu sebenernya menyehatkan lho.. jauh dari radiasi layar hape.. yuk ah budayakan membaca buku lagi.. kalo ada temannya aku semangat nih
BalasHapusIyaa mbak minimal membaca beberapa buku dalam setahun ya mbk saya juga dipaksakan karena menambah wawasan juga
BalasHapusSama akupunn seneng beli buku tapi maless bacanya hehe bahkan smp Ada yg Blum dibuka sampul plastiknya😓
BalasHapusBaru baca judulnya, saya langsung deg-degan. Karena ini persis saya alami, frekuensi membaca berkurang karena lebih suka melihat gadget. Tapi tahun ini kami sekeluarga punya resolusi khusus ttg membaca, biar sebanyak ketika sekolah dulu
BalasHapusAaah koleksi bukuuuu! I have tons of them and mostly they are from Dan Brown, Sidney Sheldon, Rick Riordan, JK Rowling, and moreee. Komikku juga banyak aja hehehe.. pokoknya seru deeh bacaannya banyaaak
BalasHapusMba, aku kepo nih.
BalasHapusMaksudnya Gramedia tidak bisa mengirim semua bukunya, kenapa ya?
Ternyata mba Ira suka baca buku Harlequin ya, aku pun sama. Banyak koleksiku yang Harlequin, bahkan ada yang aku kasih pada beberapa orang yang suka baca juga
BalasHapusKayaknya hampir semua deh mba. Apalagi sekarang udah banyak bacaan digital kaya e book journal dll. Jadi berkurang. Aku pun mbak. Hiks
BalasHapusWaduu sama mbk, aku jg jarang baca buku belakangan ini. Pdhal dlu ya rajin, terutama baca buku soal perkembangan anak. Sekarang rajinnya tu baca caption..*lah
BalasHapusAku masih rutin baca, terutama buku2 agama. Baca novel juga masih. Terutama karya Tere Liye. Kami masih langganan 4 majalah Islam di rumah dan tambah majalah Bobo setiap minggu.
BalasHapusIya aku pun sekarang keteteran membaca, alasannya baru buka satu halaman, anak-anak sudah minta perhatian, kalau malam sudah ngantuk banget, suka sedih kalau inget gimana dulu suka banget baca buku
BalasHapussama ... dulu aku rajin baca. Pulang sekolah, langsung baca sampai ngantuk.Sekarang baru lihat cover kok udah menguap. Heheheh
BalasHapusdi rumah, kami punya pohon literasi. Setiap baca buku, tempel 1 stiker di pohon literasi tersebut. Ini supaya memacu sekeluarga banyak membaca buku.
Kalau saya harus terus memaksa diri membaca karena kalau tidak, saya berasa cepat pikun. Makanya dalam sebulan kudu sekali ke toko buku.
BalasHapusAku lagi seneng baca, kak...
BalasHapusEntah kenapa...kangen sama novel jadul macam Mira W.
Duuh~
Aku se-mello itu yaa...
PR banget nih buat saya, sampai sata ini untuk baca buku masih males aja gitu ga tau kenapa hehe. Tapi setidaknya dalam 1 tahun bisa lah baca buku 2 atau 3 mah hehe.
BalasHapusMak jleb ini artikelnya.Kuaui semenjak jd emak2 aku tu susah banget meluangkan waktu membaca mbak :(
BalasHapusTahun ini targetku banyak baca, udah beli bbrp buku sih, tai sebulan berlalu blm kelar2 hiks
#kalau
BalasHapusApalagi sejak adany medsos
BalasHapusKegiatam baca jadi sering terdistraksi mb hahah
Saya jg sdh lama nih tidak menyelesaikan satu buku pun..kok perasaan ga sempet mulu...manajemen waktuny belum bener nih..
BalasHapusme too mba, ada buku2 hadiah yang masih segel udah setaunan, ya ampun jadi merasa bersalah gini sekarang cuma ngetik ama ngeyutub aja gaweannya
BalasHapushuaaa Kak, samamiii.
BalasHapussudah berapa tahun belakangan ini kuantitas membacaku menurun, bisa kebut tamatkan novel itu klo dapat Buntelan (gratisan) dari GA ataupun group buku yang saya ikuti di FB :D
ini saja ada beberapa buku yang dibaca sepintas saja, belum ditamatkan, huhuhuh. Beda sekali dengan dulu.
ponsel pintar mengurai intensitas kita membaca. Mulai harus membatasi sepertinya mba hehehehe
BalasHapusTerimakasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa tinggalin komennya yaa ;)