Selamat Jalan, KAY!

saya memanggil mereka: Trio kwek-kwek, hehehe

Bulan Oktober 2015 kucing peliharaan kami yang tinggal di rumah mama ditemukan mati. Sepertinya ia mati akibat makan racun, karena mulutnya berbusa saat jasatnya ditemukan. Saat dikabari mama perihal kepergian Dandy (nama kucing itu), saya dan adik-adik sangat sedih. Butuh waktu lama bagi kami untuk melupakan kesedihan itu. Saking sedihnya, mama ogah untuk memelihara kucing lagi. Kucing hanya membawa kesedihan ketika mereka meninggalkan kita, kata mama.

Ya, Dandy bukanlah satu-satunya kucing yang kami pelihara. Sebelumnya sudah ada beberapa ekor, tapi semuanya berakhir sama, mati setelah menorehkan banyak kenangan manis kepada kami, tuan-tuannya. Entah mengapa, kucing jantan memang tak pernah berjodoh dengan kami. Setiap menginjak usia remaja, biasanya mereka mati. Hanya Dandy yang usianya mencapai 5 tahun, sebelum-sebelumnya paling lama hanya berusia 1.5 tahun saja.


Dandy, kucing kesayangan kami
Mama membuktikan ucapannya. Setelah kepergian Dandy, tak ada lagi kucing di rumah mama, hingga adik bungsu saya balik dari Kendari pada akhir 2017 lalu. Ada seekor kucing tetangga yang ditengarai adalah anak Dandy. Adik saya yang sangat menyayangi Dandy, membujuk mama agar mau menerima kehadiran kucing itu. Mama pun luluh, dengan satu syarat, adik saya hanya boleh memberinya makan tapi bukan untuk dipelihara (adik saya setuju karena kucing betina tersebut memang kucing tetangga).

Saking seringnya diberi makan, kucing tersebut jadi akrab dengan adik dan mama saya. Hampir setiap waktu dia nongkrong di teras rumah mama, berharap diberi makanan. Tak lama kemudian, si kucing hamil dan melahirkan dua ekor anak yang lucu-lucu. Saya langsung jatuh hati pada anak-anak kucing itu saat pertama kali melihatnya.

Setiap minggu saya sempatkan waktu datang ke rumah mama, selain untuk menengok mama juga untuk mengobati rasa rindu pada dua ekor anak kucing yang bulunya sangat mirip dengan kakeknya (Dandy) itu. Oleh adik saya, dua anak kucing itu diberi nama Kay dan Alex.

Kay & Alex


Kay dan Alex tumbuh menjadi kucing yang sehat dan lucu. Saya dan adik-adik sangat menyayangi mereka. Walau mereka adalah kucing tetangga, tapi kami menganggapnya sebagai kucing sendiri (secara mereka adalah cucu Dandy kan yaa, hehehe). Dan mungkin karena bisa merasakan apa yang kami rasakan, kucing-kucing tersebut sepertinya merasa kami adalah majikan mereka. Mereka mulai berani masuk ke dalam rumah bila pintu terbuka.

Waktu terus berjalan dan tanpa terasa mereka mulai beranjak remaja. Rasa takut akan kehilangan mereka perlahan mulai menyusup di hati saya. Takut kejadian yang lalu-lalu terulang kembali, kucing-kucing jantan remaja ini satu persatu meninggalkan kami. Saya berusaha menepis rasa itu dengan menanamkan pikiran positif, bahwa mereka akan sehat selalu, toh mereka memiliki fisik yang kuat dan lincah, jadi saya tak perlu khawatir. Lagi pula adik saya selalu memberi makanan sehat pada mereka.

Tapi bulan lalu, ketakutan saya itu menjadi nyata, hiks. Kay, salah satu anak kucing yang fisiknya terlihat sangat sehat itu tiba-tiba menghilang dan tak datang lagi ke rumah mama. Wandi, cucu si empunya kucing mengabarkan bahwa Kay sakit dan mati. Adik saya tak percaya karena sehari sebelumnya dia masih sempat bermain bersama. Kay masuk ke dalam rumah dan bermain-main dengan adik saya. Saat itu Kay terlihat sangat sehat, tak ada tanda-tanda ia sakit.

Adik saya segera mengabarkan kabar duka itu pada saya. Tapi ia yakin Kay masih hidup. Adik saya meminta Wandi untuk mencari keberadaan Kay dan alhamdulillah Kay ditemukan masih hidup tapi badannya lemas. Oleh Wandi, Kay dibawa ke rumah mama. Adik saya langsung memberinya makan tapi ia tak mau menyentuh makanannya. Tak lama kemudian ia pergi dan sampai hari ini ia tak pernah kembali lagi. Kata adik saya, sepertinya Kay sudah benar-benar pergi meninggalkan kami. Hiks :'(

Kay yang sedang malas diajak berfoto
Selamat jalan, Kay. Terimakasih sudah memberikan banyak kenangan indah kepada kami, terutama saya. Dua minggu sebelum kepergianmu, saat saya berlibur di rumah mama, engkau masih memanggil-manggil untuk dibukakan pintu agar bisa masuk ke dalam rumah. Saya membukakanmu pintu dan kamu bermain-main dengan Wahyu, anak saya. Ternyata saat itu adalah pertemuan terakhir kita :'(


Lakudo, 10 Februari 2018

26 Comments

  1. Duka mendalam walau hanya kucing. Inilah yang membuat kita jadi sayang dan kepergian seperti kehilangan anggota keluarga

    BalasHapus
  2. Duh..sama seperti yg kami alami mba... Setelah kematian si nPus kucing kesayangan bbrp th lalu, kami tak mau lg pelihara kucing.. sediiih klo dia mati lg..hiks..

    BalasHapus
  3. Mirip sa lihat Kay dengan Alex kak, sa ndak bs bedakan.. Kek kembar, bagaimana biar bulunya jg sama warnanya..

    Saya juga suka kucing, tapi ndak pelihara di rumah.hehe

    BalasHapus
  4. Kodooong Kay, moga Alex sehat2.
    Tapi Bumil jgn peluk2 kucing yaak, katanya bulunya berbahaya itu, banyak virus yg tak terlihat yg rentan ke bumil ;)

    BalasHapus
  5. Kucing itu memang lucu, tp kenapa saya ga brni pegang dan takut yaa. Seha selalu buat Alex...

    BalasHapus
  6. sedih emang klo kehilangan hewan peliharaan ini ya. aku seringnya mereka hilang pergi ntah kemana

    BalasHapus
  7. Turut merasakan kesedihannya mba.. karena akupun pernah memiliki hewan peliharaan dan sudah tiada.. memelihara hewan memang seakan memilihara anak sendiri ya mba.. hewan sakit kita pun merasakan sakitnya.. dan ketika mereka tiada, serasa separuh jiwa kita ikutan pergi.. semoga cepat berlalu ya mba kesedihannya.. jangan lama-lama.. Kay sudah damai disana

    BalasHapus
  8. wah ternyata kk cat lovers yah, baca ini jadi etringat kucingku si katy duhh ke mana dan bagaimana dia yah sekarang, nyesel saat pindah kos aku lalai, hikkss

    BalasHapus
  9. Ya Allah. Aku sedih banget bacanya. Semoga Kay bahagia di surga

    BalasHapus
  10. Pasti sedih banget ya mbak kalo hewan kesayangan pergi tak kembali... Hiks... Gpp Mbak Kay udah tenang disana

    BalasHapus
  11. selalu menyedihkan, perpisahan dengan yang sudah kita sayangi ya mba. Aku mulai menata hati terus nih, ahaha.
    Kucing nggak ada sehari saja aku kadang udah kepikiran kok

    BalasHapus
  12. Sama mbaa anakku smp Nangis cuma ini hilang sih,,, pdhl Hiro namanya gk pernah main jauh,, smp skrang gk ada kbr beritanya, jd ragu mau miara kucing lg

    BalasHapus
  13. Jadi teringat kucingku zaman SD. Dia dulu mati tertabrak motor. Karena sedih banget akhirnya gak pernah piara kucing lagi. Pas Adikku bawa kucing, udah agak gedhean kok ya ilang gak tau rimbanya

    BalasHapus
  14. Kami di rumah juga punya kucing dan kucingnya mati kena racun. Kayaknya dia kemakan makanan jebakan racun tikus. Hiks. Anak2ku sedih banget

    BalasHapus
  15. Aaahhh jadi ikutan sedih deh kalau ada yang kehilangan kesayangannya gini. Aku dulu juga punya kucing banyak, tiap kali ada yang mati gini rasanya hati teriris2.

    BalasHapus
  16. Kay...
    Semoga keluarga yang ditinggalkannya tetap tabah yaa...

    ((aku tadi mikir, Kay-nya Jennie...uhhuuk~))

    BalasHapus
  17. Kenapa kucing selalu menggemaskan. Saya juga suka dengan kucing kak. Semoga semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

    BalasHapus
  18. Kasihan kay ... disini penyayang binatang ngerawat peliharaannya kaya ngerawat anak. Ku krn ga pernah punya peliharaan jadi agak kurang bisa ngerasain khilangan hewan peliharaan. Yg pasti sedih ya mba krn sayang

    BalasHapus
  19. Di keluargaku sejak kecil juga pelihara kucing mbak. Hidupku jg sering mengalami melihat kucing mati. Paling kesel kalau matinya krn racun :( Mungkin gak sengaja makan jebakan tikus tetangga apa ya :(
    Tapi pd akhirnya saat aku kecil ya jd belajar bahwa ada yg datang ada pula yang pergi gtu deh...

    BalasHapus
  20. Sabar ya. Memang ada kebiasaan kucing akan pergi sebelum meninggal. Mungkin dia sedang mengikuti nalurinya mencari obat yg biasanya ada di rerumputan liar

    BalasHapus
  21. Saya tidak tahu bagaimana mulanya bisa senang dengan kucing. Karena sampai sekarang saya selalu geli dengan bulunya. Tapi kalau lihat cat lover seperti ini saya jadi terenyuh...

    BalasHapus
  22. Ingat kucing aku juga waktu ditinggal lama di batam, sakit2an sampe akhirnya gak ada yang jaga sampe aku bawa juga boyong ke surabaya, sedihh yahh mba lihat mereka gak ada lagi :((

    BalasHapus
  23. Bagi pencinta binatang, kehilangan hewan peliharaan tuh sedih banget yaaa. Saya termasuk yang fobia sama kucing sebenarnya. Tapi saya salut sama orang yang telaten ngerawat kucing bahkan dari lahir hingga dewasa

    BalasHapus
  24. Ahh sedih, kehilangan hewan peliharaan sama sedihnya kaya kehilangan anggota keluarga. I feel you kak. 😭😭

    BalasHapus
  25. Pencinta kucing pada ngumpul di sini.. mba, klo di jogja..sebulanan kemarin itu kucing tmnku pada mati..kena virus apa..aku lupa namanya..jd gejala awalnya kucing nggak mau makan...trus nanti keluar air dr mulut, trus pas mau meninggal itu bab+mulut berdarah..

    Katanya itu virus. Cepat banget nularnya. Punya adik iparku juga mati. Untung kucingku nggak kena, tapi sempat ketabrak motor kmrn..

    BalasHapus
  26. duh, kelinci yg 3 tahun sama aku meninggal aja nangisnya berminggu2. apalagi kucing yg lebih perhatian sama kita. turut berduka ya.

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa tinggalin komennya yaa ;)