Adakah pengalaman tak terlupakan saat naik pesawat terbang? Bila pertanyaan itu diajukan pada saya maka jawabannya jelas ada dong. Selain pengalaman pertama kali naik pesawat, pengalaman lain yang tidak akan pernah saya lupakan adalah perjalanan saya ke Jakarta pada bulan Maret tahun 2017 lalu.
Saat itu saya terpilih mewakili kantor cabang kami (Baubau) untuk mengikuti rapat kerja nasional administrasi (rakernas admin) yang diselenggarakan kantor pusat. Ada lebih 100 staf administrasi dari seluruh Indonesia yang menghadiri acara tahunan ini jadi momen rakernas menjadi momen yang dinantikan oleh para admin terpilih. Kapan lagi berangkat ke kota besar (bagi yang dari kota kecil seperti saya), naik pesawat, nginap di hotel berbintang plus bisa plesiran menikmati keindahan kota yang dituju tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun? Semua pasti ingin dong yaa. Ditambah lagi bisa libur ngantor selama seminggu, tentu ini adalah kesempatan langka yang tak boleh disia-siakan, hehehe
![]() |
pic source: pixabay.com |
Saat itu saya terpilih mewakili kantor cabang kami (Baubau) untuk mengikuti rapat kerja nasional administrasi (rakernas admin) yang diselenggarakan kantor pusat. Ada lebih 100 staf administrasi dari seluruh Indonesia yang menghadiri acara tahunan ini jadi momen rakernas menjadi momen yang dinantikan oleh para admin terpilih. Kapan lagi berangkat ke kota besar (bagi yang dari kota kecil seperti saya), naik pesawat, nginap di hotel berbintang plus bisa plesiran menikmati keindahan kota yang dituju tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun? Semua pasti ingin dong yaa. Ditambah lagi bisa libur ngantor selama seminggu, tentu ini adalah kesempatan langka yang tak boleh disia-siakan, hehehe
Setelah mendapatkan tiket keberangkatan, maka berangkatlah saya menggunakan pesawat Wings Air dari bandara Betoambari, Baubau. Perjalanan ke Jakarta mengharuskan saya transit di Makassar. Perjalanan dari Baubau ke Makassar yang membutuhkan waktu 50 menit kami lalui dengan lancar tanpa hambatan.
Setelah menunggu kurang lebih 90 menit di bandara Sultan Hasanuddin Makassar, penumpang pesawat Lion Air yang akan kami tumpangi ke Jakarta dipersilakan masuk ke pesawat. Semua penumpang masuk ke pesawat dan mencari tempat duduk masing-masing sesuai yang tertera di tiket.
Saat itu kursi saya ada di ujung di dekat jendela. Di samping saya duduk seorang ibu berprofesi PNS dari Makassar yang hendak berangkat melakukan perjalanan dinas ke Jakarta selama 3 hari. Sedang kursi ujung di samping ibu itu kosong tak terisi.
Sembari asyik ngobrol dengan si ibu PNS, mata saya melihat ke luar jendela. Nampak beberapa pegawai Lion Air (saya tak tahu apa namanya, tapi sepertinya mereka tim mekanik yang biasanya memeriksa mesin sebelum pesawat take off) terlihat sibuk mondar mandir di sekitar pesawat yang kami tumpangi. Melihat wajah mereka yang tegang tak tersenyum, feeling saya mulai tidak enak, hati ini mulai gelisah dan mulai menduga ada yang tidak beres dengan pesawat yang kami tumpangi ini.
30 menit berlalu sejak kami duduk di kursi pesawat. Terdengar pengumuman dari pramugari bahwa pesawat belum bisa take off karena ada sedikit masalah (si pramugari tidak menyebutkan apa masalahnya). Benar feeling saya, ada yang tidak beres. Saat itu saya berusaha menenangkan hati yang mulai gelisah, ibu PNS juga menenangkan saya (plus berusaha menenangkan dirinya sendiri yang juga panik) dengan berkata, semua pasti baik-baik saja, Nak, kita pasti akan tiba dengan selamat di Jakarta.
45 menit berlalu. Mesin pesawat mati. Seiring matinya mesin, AC juga mati, lampu di dalam kabin pun padam dan musik yang tadinya mengalun ikutan berhenti. Seketika suasana menjadi riuh. Penumpang yang tadinya tenang (walau dalam hati panik) mulai memperlihatkan kepanikannya.. Beberapa penumpang meninggalkan kursinya dan nekad ke ruang kapten. Pramugari dan Kapten berusaha menenangkan penumpang yang semakin panik. Suasana di dalam pesawat terasa panas. literaly panas karena ACnya mati sementara di dalam pesawat ada ratusan penumpang.
Suasana menjadi tak terkendali saat beberapa orang memaksa untuk keluar dari pesawat. Mereka berkata tidak jadi berangkat menggunakan pesawat ini. Mereka takut pesawatnya kenapa-napa di jalan dan nyawa mereka yang jadi taruhannya. Emosi mereka semakin terslulut saat kapten berusaha menghentikan dan membujuk mereka untuk tetap tinggal.
Dari beberapa orang yang memaksa untuk keluar, hanya satu orang yang berhasil. Jempol deh untuk bapak itu, padahal pintu pesawatnya diitutup rapat euy, tapi dia berhasil keluar, ckckck, rasa takut dan panik memang kadang berhasil membuat orang lemah menjadi kuat seperti hulk. Kami hanya menonton adegan itu tanpa berani melerai. Dalam hati saya kagum pada bapak itu karena setakut apapun saya, kayaknya gak akan mengambil langkah seberani itu deh.
Saya gemetar ketakutan tapi hanya bisa diam sambil berdoa, semoga mesin pesawatnya segera baikan dan kami bisa terbang dan tiba di Jakarta dengan selamat. Dalam kondisi itu, saya menelepon suami dan mengabarkan kondisi yang sedang saya alami, tak lupa minta didoakan agar semuanya baik-baik saja. Saya sengaja tidak menelepon mama agar beliau tidak panik.
Alhamdulillah, beberapa saat kemudian, mesin pesawat mulai menyala, suhu di dalam kabin mulai terasa sejuk, musik mulai mengalun kembali dan tak lama kemudian terdengar suara sang pramugari yang mengabarkan sebentar lagi pesawat kami akan take off. Saya bersyukur namun tetap deg-degan, khawatir pesawatnya kenapa-napa di jalan.
Sejak pesawat take off meninggalkan Makassar hingga pesawat akan landing di Cengkareng, doa tak berhenti saya rapalkan . Perjalanan selama 2 jam itu terasa lama banget. Hati baru lega ketika saya menginjakkan kaki di bandara Soetta dan bertemu teman-teman dari cabang lain yang ternyata menumpang di pesawat yang sama. Syukurlah pesawat yang kami tumpangi baik-baik saja.
Setelah tiba di Bandara, kami dijemput oleh teman-teman dari kantor pusat.dan kemudian dibawa ke hotel, tempat pelaksanaan rakernas admin.
Demikian salah satu pengalaman tak terlupakan saat naik pesawat terbang. Saya berharap tidak akan pernah mengalami kejadian serupa di masa yang akan datang. Masih deg-degan kalau ingat saat itu, euy :(
Lakudo, 12 Juli 2019
30 Comments
wa lion ya aduh aku gabisa komen deh hehehe
BalasHapuskalau pas mau terbang baca salawat banyak aja aku
kemarin naik dari JKT ke Malang pas di Malang ga bisa turun pesawatnya ya rasanya sama sih mbak tangan smape gemetaran
Haduh mbaa. Ngeri bgt itu
BalasHapusMemang naik pswt itu momen2 dzikrul maut ya
Pengalaman naik pesawat yg paling berkesan (s.d saat ini) bagiku adalah saat haji 2011 lalu, karena itu perjalanan pertamaku ke luar negeri dan terbang dalam waktu yg lama. Hehe..
BalasHapusRumahta di Lakudo kah say?
BalasHapusBtw Lakudo itu dekat Lowu-lowu ya?
Efek jarang pulang sampai lupa hahahaha.
*gagal fokus hahaha
Btw Saya malah yang deg-degan itu pas terbang dari BauBau-Makassar atau sebaliknya, ya ampuuunnn, pesawatnya kek bus terbang, dan rasanya mau terjun aja, apalagi pas pesawat mau landing di BauBau, kayak kita mau jatuh di laut saja hahaha.
Eh ternyata malah yang menakutkan naik pesawat yang gak pakai baling-baling ya.
Tapi Alhamdulillah Allah masih kasih kesempatan kita semua bisa baca tulisan ini.
Saya juga selalu deg-degan kalau terbang, tapi Alhamdulillah selalu dapat pengalaman menyenangkan, jarang delay meski naik Lion (YA IYALAH REY, KAMU NAIK PESAWAT GAK TIAP HARI, HAHAHAHAHAH)
Duh mbaaakk ikut deg2an bacanya. Bingung sih karena itu pesawat menuju pulang ya, jd mau gak mau harus stay demi bisa pulang.
BalasHapusUntung di langit gak ada turbulence ya mbak
Ya ampun kenapa belum siap pesawatnya sudah memasukan penumpang di dalam pesawat.
BalasHapusTapi alhamdullilah selamat sampai Jakarta . Pengalaman naik pesawat pertama Kali semoga tidak bikin kapok
Ak agak tengang mba dan berujung mual kalo naik pesawat apa ini yg dibilang mabok udara ya hihihi.. Pastinya baca surat pendek nggak pernah putus
BalasHapusngeri banget yah kak, jdinya kudegdekan membacanya, hm aku jaa yang baca gemetaran apalagi kakak. tapi alhamdulillah semua selamat yah kak. semoga ini terkhir kalinya kejadian kek gitu
BalasHapusYa ampun mba Ira, aku ikut deg2an. HIks aku tuh masih belum tenang setiap kali naik pesawat. Dan kayaknya kalau baca ini semoga tak mengalami yang mba Ira alami ini
BalasHapusWaduh serem banget ya situasinya. Ya pasti paniklah ya. Mana suasana di dalam pesawat ga nyaman lagi
BalasHapusWlaau beberapa kali naik pesawat aku selalu degdegan kak,, pernah pakai batik dia muter2 di atas sampai 30 menit lebih karena blm ada parkir di bandara huhu.
BalasHapusAku juga sereeem banget mba kalau di atas pesawat seperti itu pengalamannya. Aku ngga mau main - main kalau traveling dengan Udara. Cari yang aman dan nyaman
BalasHapusYa Allah, ngeri ya mbak...
BalasHapusSaya sendiri bisa tahan apapun, kecuali udara pengap dan panas di ruangan tertutup. Gak kebayang deh kek gimana respon saya tdk situasi tsb.
Semoga gak ada kejadian kayak gini lagi ya. Aamiin.
Hyaaahh kok serem bisa mati gtuu huuhuhu Alhamdulillah tapi ya bisa terbang juga akhirnya.
BalasHapusEmang kalau naik pesawat hanya bisa pasrah dan berdoa supaya sampai tujuan selamat, tapi ya gmn ya enak sih paling cepat sampeknya
MashaAllah mbak, ngga kebayang akutuh kalo dalam pesawat itu.. panik pastinya.. tapi memang tetep tenang dan berserah diri dengan berdoa sudah paling ampuh ya mba.. ini beneran jadi pengalaman mbak yang ngga akan terlupakan ya.. Alhamdulillah ya mba.. tiba di Jakarta dengan aman
BalasHapusWah ngeri jg ya takut kenapa kenapa tp alhamdulillah selamat ya hehe... Si bapak2 yg keluar itu masuk lagi engga ya..
BalasHapusYa Allah, mengerikan sekali sih mba kondisinya. Aku pun jika berada dalam situasi yang sama tentu juga panik. Kacau nih ya airlinenya. Bisa-bisanya pesawat ga beres tetep digunakan untuk terbang.
BalasHapusDeg-degan ya kalau ngalamin kaya gitu, apalagi perjalanan udara kalau sampai ada apa-apa mengerikan. Allhamdulillah semua lancar sampai Jakarta ya mbak. Kapan tugas ke Jakarta lagi? kabarin ya :)
BalasHapusYaampun mba pengalamannya menegangkan sekali. Mana penumpang ngga boleh keluar pesawat lagi, padahal mesin dan AC mati. Pasti rasanya pengap banget di dalam. Trus bapak yang keluar pesawat itu akhirnya ngga jadi beneran ya naik Lion ?
BalasHapusKalo saya alhamdulillah belum ada pengalaman buruk maklum jarang naik pesawat. Hehe
Pernah naik Lion malah sebelahan sama penyanyi Marcel Siahaan pas, gak nyangka aja duduknya pisah sama temen temen, taunya sebelahan sama Marcel. Meski selama perjalanan sempet kebentur awan kayanya jadi kaya naik angkutan gitu. Haha
aduh salut aku sama bapak yang keluar dan aku juga kalau posisi mba Ira udah deg2an 2 jam pasti kerasa lama..aku pernah pas pulang dari Pekan Baru pesawat bergoncang hebat itu aku ga berhenti doa takut dan inget anak di rumah :D
BalasHapusBener mbak kalau kondisi seperti itu memang luar biasa. Kalau saya pernah turbulance mbak sudah gemetaran di atas. Pasti jadi pengalaman naik pesawat yang tidak terlupakan ya mbak.
BalasHapusAlhamdulillah sudah bisa melewati masa menegangkan itu ya. Pengalaman yang memang sulit bisa dilupakan nih kalau saja saya yg mengalami itu wah ga tahu deh mau gimana hehehe
BalasHapusNaik kendaraan umum kaya pesawat itu memang kudu pasrah dan tetap berdoa sama Tuhan. Biar deg2 gan, kudu tetap berpikir jernih deh
BalasHapusAku sih percaya, maskapainya apapun...berdoa harus tetap dilafalkan.
BalasHapusTapi pasti deg-degan banget yaa...kalau begini suasananya.
Semoga perjalanan-perjalanan berikutnya lancar dan tidak ada pengalaman yang bikin panik lagi.
aku bacanya ikut deg degan lho mba. beruntung bisa tiba dengan selamat ya mba. duh nggak kebayang sih kalo aku ada di posisi kamu, pasti paniknya kaya apa tau deh
BalasHapusMbaaak, bacanya sambil deg-deg an, kirain itu udah di udara.
BalasHapusAlhamdulillah lancar juga perjalanannya ya, aku kalo di pejalanan baca shalawat dan istighfar
Waduh, ngeri bacanya juga. Kebayang deh gimana takutnya. Alhamdulillah tapi ya akhirnya lancara juga. Semoga jadi pengalaman yang terakhir ya yang bikin takutnya itu
BalasHapusYaiyalah Mbak aku pun akan deg-degan panik kalau tiba-tiba mesin pesawat mati meski belum take off yaa. Pramugari ga jelasin ada kendala teknis apa?
BalasHapusYa Allah, aku bacanya deg-degan dan sampe berulang-ulang, mengingat dulu saat sering naik pesawat terkadang dibatas ketinggian tertentu telinga saya enggak kuat, nyeri banget. Alhamdulillah kita semua bisa selamat sampai tujuan. Semoga kita senantiasa dilindungi Tuhan ya mbak.
BalasHapusHoror banget nih Mba. Alhamdulillah masih dikasih keselamatan sampai hari ini ya. Aku baru sekali naik pesawat dan lancar.
BalasHapusTerimakasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa tinggalin komennya yaa ;)