Saya & Kebiasaan Menghayal

 

pic source: pixabay.com

Saya adalah orang yang suka menghayal. Sejak kecil, menghayal menjadi kebiasaan menyenangkan yang rutin saya lakukan sebelum tidur. Entah mengapa, saya tidak akan tertidur bila belum menghayal. Saya bingung, apakah ini kebiasaan baik atau malah sebaliknya?

 

Banyak hal yang saya hayalkan. Dan namanya juga hayalan, tentu yang manis-manis dong yaa, hahaha 😄. Lalu apa saja yang biasanya saya hayalkan? Banyak banget! Saya bahkan sudah lupa apa saja yang dulu pernah saya hayalkan namun yang sulit terlupa karena sangat berkesan adalah saya suka menghayal punya pacar tampan idola banyak wanita. Hahaha, dulu saya memang selebay itu 🙈😄. Maklumlah gaes, sebelum negara api menyerang, saya juga penyuka sinetron.


Baca Juga: Pada Akhirnya Semua Akan Biasa Saja


Menghayalkan hal yang indah menjadi hiburan saya saat tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Menghayal juga membuat saya lupa pada rasa sedih karena putus cinta. Menghayal menjadi semacam terapi yang membuat saya tetap "waras" saat keadaan tidak baik-baik saja.


Kebiasaan menghayal masih berlanjut hingga saya selesai kuliah (masa-masa nganggur) dan baru sedikit berkurang setelah saya mulai bekerja. Rupaya kesibukan saya di kantor lumayan menyita waktu hingga membuat saya lelah dan langsung tidur begitu merebahkan kepala di bantal pada malam hari. Tapi ini hanya sementara karena tidak lama kemudian, kebiasaan menghayal itu tetap saja saya lakukan.

 

Lalu apakah saya sedih saat hayalan absurd saya ternyata tidak terwujud? Jawabannya jelas tidak. Seperti yang saya bilang di atas, menghayal menjadi obat penawar saat saya jatuh. Mau curhat sama teman rasanya malu karena harus mengungkapkan kebucinan saya, belum lagi sahabat yang mau saya curhati ini juga punya masalah yang lumayan pelik, rasanya tidak tega bila dalam keadaan seperti itu masih harus saya bebani dengan curhat tentang masalah saya yang rasanya tidak ada seujung kuku dari masalahnya.


Lagi pula, menghayal merupakan hal menyenangkan yang bisa dilakukan di mana saja (tapi saya seringnya di kamar saat hendak tidur) tanpa perlu mengeluarkan uang dan tenaga, tau-tau bahagia aja yang didapat saat melakukannya, hehehe. Murah, praktis dan tidak perlu menahan malu karena tidak akan ada yang tahu. Sungguh solusi brilian untuk orang introvert seperti saya.

 

Lalu apakah kebiasaan menghayal ini masih saya tekuni sampai saat ini? Jawabannya adalah iya, tapi frekuensinya sudah sangat jauh berkurang. Hayalan yang sekarang sering terlintas di benak saya adalah apa yang akan terjadi seandainya Papa masih hidup dan melihat semua anaknya lolos PNS? Saya yakin beliau pasti bangga. Papa sangat ingin kami mengikuti jejaknya sebagai abdi negara namun beliau terlalu cepat meninggalkan kami sehingga tidak sempat menyaksikan kami memakai seragam PNS.

 

Baca Juga: Tips Lolos CPNS


Saya tidak tahu kapan kebiasaan menghayal ini akan hilang karena saya memang tidak punya rencana untuk menghilangkannya. Saya suka dan tidak pernah merasa bosan melakukannya, hehehe 🙈. Bagaimana bisa saya berhenti melakukan hal yang saya sukai?

 

 


Lakudo, 15 Februari 2021

9 Comments

  1. Selama itu membuat kita bahagia, just do it. Setidaknya ini prinsip aku, selama nggak merugikan diri sendiri dan orang lain. Malah kadang aku ditambah ngobrol sendiri. Mbaknya juga seneng ngobrol sama diri sendiri nggak? Wkwkwk

    BalasHapus
  2. Aku juga punya kesenangan menghayal sejak kecil, bahkan sampai sekarang.
    Menurutku hayalan bisa menjadi penyemangat untuk mewujudkannya, seperti yang mba Ira lakukan bisa menjadi abdi negara.

    Aku sendiri juga suka menghayal jelang tidur, semacam pengantar tidur gitu, mbak. Hayalanku juga berbeda dari abege atau saat ini. Kalo sekarang aku seneng menghayal punya kebun dengan rumah tempat tinggal. Rumahnya nggak perlu luas tapi kebunnya kalo bisa luas dong. Nah hayalanku adalah bisa menyemai benih tanaman, merawatnya, dan memetik hasil buahnya, amiinkan yaa mbak

    BalasHapus
  3. wah sama mba, aku juga suka menghayal..atau kalau aku lebih sering menyebutnya bermimpi. menurutku tak apa sepanjang kita tahu batas anrara hayalan/mimpi sg realita! hahaha..
    dan jangan sakah..mimpi/hayalan kita juga bisa jadi pemicu semangat utk meraih yg lebih baik..

    BalasHapus
  4. Wah kalau kebiasaan mengkhayal ini dituangkan ke cerita tiap malam, bisa buat 1 buku atau lebih mbak

    BalasHapus
  5. Kadang kala kalau saya sedang sendiri dan habis menonton acara yang membekas dalam pikiran, saya suka memutar ulang acara itu dalam khayalan. Tentu dengan pemeran yang sudah berganti, dimana saya menjadi salah satunya. Hehehe...

    Ternyata nggak hanya saya yang suka mengkhayal. Saya pikir ini adalah kebiasaan aneh dan sempat malu juga memikirkannya. Hehehe

    BalasHapus
  6. Ini bisa dijelaskan secara ilmiah nggak ya?

    Saya juga kadang sebelum tidur suka kepikiran hayalan ini itu yang kadang malah kebawa tidur. Jadi mimpi dan hayalan bias batasnya.

    Kalau orang sekarang banyak yang bilang overthinking, tapi rasanya sulit untuk tidak memikiran sesuatu sebelum tidur.

    BalasHapus
  7. hmm aku jarang mengkhayal kayaknya ya
    lebih ke... berharap sih aku
    kalau mengkhayal ini kan lebih ke imajinasi toh? yang seakan-akan kayak sesuatu yang nggak mungkin terjadi
    sepertinya aku jarang melakukannya
    tapi kalau definisinya "berharap ingin ini itu" ya sering banget

    BalasHapus
  8. Selama khayalan kita bisa bikin kita bahagia dan ga ganggu orang lain why not? Aku juga suka kok berkhayal macem2 kaya ngayal jalan2 kemana gtu atau pas baca buku tu membangun dunia imajinasiku sendiri. Seru sih

    BalasHapus
  9. Aku juga punya momen kusus untuk mengkhyal mbak... gpp mbak, kadang khayalan juga bikin bahagia dan bisa menghasilkan karya. Kaya Harry potter kan juga berangkat dari khayalan ya....

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa tinggalin komennya yaa ;)