Kali ini saya mau cerita tentang Wenny nih, kucing kesayangan anak saya. Sebenarnya tulisan ini harusnya sudah terpublish sejak bulan Maret tahun 2019 lalu, tapi karena rasa malas yang melanda, jadilah sampai hari ini tulisan ini masih duduk manis di draft. Eh salah ding, hari ini akhirnya tulisan ini bisa terpublish juga. Yeay! 🎉
Kalo tidak salah ingat, pada bulan September tahun 2018, saat suami datang ke Baubau, ia bercerita bahwa ada kucing liar yang tiba-tiba datang ke teras rumah mertua. Saat suami sedang asyik bermain game di teras rumah, kucing tersebut menggosok-gosokkan badannya di kaki suami. Melihat tingkahnya yang sok akrab, suami jatuh cinta pada kucing tersebut.
Kalo tidak salah ingat, pada bulan September tahun 2018, saat suami datang ke Baubau, ia bercerita bahwa ada kucing liar yang tiba-tiba datang ke teras rumah mertua. Saat suami sedang asyik bermain game di teras rumah, kucing tersebut menggosok-gosokkan badannya di kaki suami. Melihat tingkahnya yang sok akrab, suami jatuh cinta pada kucing tersebut.
Tapi walau jatuh cinta pada pandangan pertama, suami tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah karena alasan kesehatan. Bulu kucing ini sangat kotor, berdebu dan berkutu. Suami masuk ke dalam rumah dan membiarkan kucing tersebut di luar. Harapan suami, dengan ditinggal seperti itu kucingnya akan pergi. Ternyata dugaan suami salah. Kucing itu tak mau pergi dan malah menetap di teras.
Tak hanya papanya, Wahyu pun suka pada kucing tersebut. Jadilah ia diberi makan dan semakin dibiarkan tinggal di teras. Maka ketika saya pulang ke Lakudo, saya berinisiatif memandikan kucing itu. Dibantu Wahyu, dengan penuh perjuangan (karena kucingnya meronta dan teriak-teriak), akhirnya kucing tersebut berhasil kami mandikan.
Setelah dimandikan, Wahyu semakin sayang pada kucingnya. Oleh mertua, ia diberi nama Wenny. Karena sudah jadi kucing kesayangan Wahyu, Wenny akhirnya dibiarkan masuk dan tinggal di dalam rumah. Ia leluasa masuk ke seluruh ruangan dalam rumah, termasuk kamar kami.
Wenny berjenis kelamin betina. Perkiraan saya, saat pertama kali tiba di rumah kami, usianya baru lima bulanan karena saat itu tubuhnya masih kecil. Berdasar pengalaman saya saat memelihara kucing di rumah mama, dugaan saya, Wenny baru akan hamil dan melahirkan enam atau tujuh bulan kemudian (karena kucing di rumah mama biasanya hamil di usia 1 tahun). Namun perkiraan saya salah, baru tiga bulan tinggal di rumah, Wenny sudah hamil 🤦♀️. Ckckck, pejantan manakah yang telah menghamili Wenny, si gadis belia kesayangan Wahyu? 🙀🤣
Semakin hari perut Wenny semakin besar. Tubuhnya yang kecil dengan perut membesar membuatnya terlihat lucu. Saya selalu bercanda dan berkata pada suami, sebentar lagi anak kucing anak melahirkan anak kucing baru, hehehe. Bila diibaratkan dalam dunia manusia, Wenny bisa dikatakan melakukan pernikahan dini.
Dan tibalah saat yang ditunggu-tunggu yakni persalinan Wenny. Saat itu hari minggu. Sejak subuh Wenny gelisah. Melihat gelagatnya, saya menebak, sebentar lagi Wenny pasti akan melahirkan. Pagi itu ia selalu mengikuti kemana pun saya pergi sembari mengeong. Saya menyiapkan kardus (yang sudah dilapisi kain) sebagai tempatnya melahirkan. Pukul 9 pagi, ia berhasil melahirkan anaknya yang pertama. 10 jam kemudian disusul anaknya yang kedua.
Kelahiran 2 dua ekor kitten yang lucu-lucu menambah semarak di rumah kami. Wahyu sangat excited dengan kehadiran 2 bayi kucing yang terlihat menggemaskan itu. Namun kegembiraan kami tidak berlangsung lama karena dua hari setelah kelahirannya, bayi-bayi malang tersebut mulai ditinggalkan dan tak lagi disusui induknya. Wenny lebih suka tidur di sofa dibanding tidur bersama bayi-bayinya. Ia ogah menyusui bayinya hingga salah satu bayinya ditemukan Wahyu dalam keadaan meninggal yang kemudian disusul bayi lainnya beberapa jam kemudian.
Dalam hati saya bertanya, mungkinkah Wenny mengalami baby blues? Mungkinkah usianya yang masih sangat belia menjadi alasan ia tak bisa mengurusi bayinya? Entahlah. Yang jelas, kepergian dua bayi kucing yang sangat menggemaskan itu menorehkan luka di hati kami, terutama Wahyu 😢
Lakudo, 31 Mei 2021