pic source: pixabay.com |
Awal tahun 2022 ini seluruh penghuni rumah kami bergiliran sakit. Yang menjadi pembuka adalah saya sendiri. Setelah kelelahan di akhir tahun plus sering begadang, tanggal 2 Januari tenggorokan mulai sakit, hidung mulai berair dan kepala mulai terasa berat dan nyut-nyutan. Karena tanggal 3 Januari adalah hari pertama ngantor dan akan ada rapat awal tahun, saya paksakan diri untuk masuk kantor, namun pukul 12 siang tubuh saya sudah tidak mampu bertahan. Pukul 12.00 lewat beberapa menit, suami datang menjemput saya di kantor.
Tiga hari saya terbaring lemas. Hari keempat baru bisa beraktivitas kembali. Namun baru sebentar menikmati nyenyaknya tidur di malam hari, keesokan harinya si bungsu, Zafran, mulai demam. Badannya panas dan hidungnya berair, persis seperti yang saya rasakan beberapa hari sebelumnya. Karena cepat ditangani, alhamdulillah Zafran tidak perlu lama-lama merasakan demam. Di hari ketiga, ia mulai kembali ceria dan bermain seperti hari-hari sebelum ia sakit.
2 minggu setelah Zafran baikan, adik suami yang sedang kuliah di Kendari pulang. Beberapa hari setelah kedatangannya ia pun mulai merasakan gejala demam seperti yang saya rasakan. Agar tidak semakin parah, mertua menyuruhnya segera ke puskesmas untuk diperiksa dan diberi obat oleh dokter. 3 hari rutin mengonsumsi obat dan beristirahat, perlahan-lahan kondisinya mulai membaik. Namun rupanya penyakit masih betah tinggal di rumah kami. Sehari setelahnya anak pertama saya, Wahyu, mulai mengeluhkan badannya nyeri seperti ditusuk-tusuk. Duh! 🤦♀️
Sepulang sekolah Wahyu langsung rebahan, tidak mau makan karena merasa tenggorokannya sakit. Malam hari, demam dan sakit kepala mulai menyerang. Syukurlah kami selalu menyediakan paracetamol di rumah jadi demam dan sakit kepalanya bisa segera tertangani tanpa harus dibawa ke dokter.
Rupanya Wahyu bukanlah orang terakhir yang sakit karena dua hari setelah kesembuhannya, giliran papanya yang sakit. Demam, sakit kepala dan batuk menyerangnya dalam satu waktu. Suami yang sebelumnya jarang sakit harus ikutan mendapat giliran. Saat suami mulai baikan, giliran anak kedua kami, Rayyan yang mulai merasakan gejala awal seperti yang kami rasakan sebelumnya. Walau tidak flu dan batuk, namun badannya demam hingga mencapai 39 derajat celsius. Alhamdulillah saat ini kondisinya sudah mulai baikan walau masih agak lemas.
Dan karena kelelahan ngurusin anggota keluarga yang sakit, saat ini kondisi saya yang mulai tidak baik-baik saja. Hidung saya mulai berair, tenggorokan sakit dan batuk mulai menyerang. Hari ini saya minta izin tidak masuk kantor lagi.
Entahlah apa penyebab sakit yang kami derita ini. Apakah karena kelelahan dan kurang istirahat? Ataukah karena cuaca yang tidak menentu, yang kadang panas lalu tiba-tiba hujan? Apapun itu, istirahat yang cukup dan menjaga stamina tubuh adalah hal yang wajib untuk selalu kami lakukan. Harapan saya, semoga seluruh anggota keluarga kami bisa kembali fit dan beraktivitas seperti sediakala.
Belajar dari kisah kami, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan yaa, Teman-teman. Sepertinya saat ini sedang musim penyakit. Bukan hanya keluarga kami yang bergiliran sakit namun rekan-rekan di kantor pun merasakan hal serupa. Apalagi saat ini kasus omicron sedang lucu-lucunya, jadi walau sudah dua kali vaksin, kita tetap harus menjalankan protokol kesehatan, Kemana-mana jangan lupa pakai masker, hindari kerumuman dan selalu bawa hand sanitizer dan rajin cuci tangan. Oh iyaa, untuk berjaga-jaga, ada baiknya untuk selalu sedia obat-obatan seperti penurun panas dan penghilang rasa sakit di rumah.
Semoga kita semua selalu sehat, amiiin 🤲🏻😇
Lakudo, 11 Februari 2021
16 Comments
lhooo gambare kok meong... puuussss 😻
BalasHapussama, mbak. minggu kemarin tumbeng, ambruk, sakit jiwa-raga.
yuk yuk, sama2 jaga kesehatan.
Suamiku juga sama keluhannya mbakz kepala sakit, radang dan ngilu2. Cuma gak demam. Di sini bapak2 juga keluhannya sama, tapi negatif. Musim pancaroba memang keluhannya suka sakit badan ngilu gini.
BalasHapusUntuk kondisi cuaca ekstrem kali ini kita memang harus bisa jaga diri dan jaga hati. Apalagi varian omicron diklaim cepat menyebar, kita harus waspada dan hati-hati dengan orang yang mudik atau bolak balik dari daerah satu ke daerah lain. Takutnya membahayakan orang lain juga.
BalasHapusBarusan ada teman saya yang update status kalau kawannya merasa tersinggung pas kawannya flu, dia malah menjauh. Baru kawannya bilang "Ini flu biasa saja, 2 harian paling sembuh.", padahal corona virus kan gejalanya juga sama. Apalagi teman saya itu baru punya baby. Jaman sekarang seharusnya sih saling memaklumi ya?
BalasHapusPancaroba belakangan bulan ini memang bikin kita gampang sakit. Harus kencang konsumsi berbagai macam vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh. Kalau di rumah saya, setiap ada yang sakit, langsung diisolasi. Setidaknya 5 hari agar tidak menularkan kepada yang lain. Apalagi ke saya yang memang kondiisi tubuhnya rentan karena komorbid. Alhamdulillah dengan cara ini jadi tidak tular menular.
BalasHapusIya mbak, kemungkinan kelelahan dan kurang istirahat. ditambah lagi cuaca yang tidak menentu, jdnya meriang hehe. istirahat yang cukup memang membantu sekali
BalasHapusKalau udah emak yg sakit wahh rumah jadi kacau. Apalagi kl anak2 ikut sakit. Jadi makin puyeng. Sehat2 ya mom n keluarga.
BalasHapusAha aku pernah juga ngalami sekeluarga sakit berbarengan.Walaupun bukan karena nular.Pertama adiknya typus, lanjut adiknya sembuh sehari kakaknya maag akut."Tuhan tolong aku beri kekuatan", doaku dalam hati.Aku takut saja drop ngurus 2 anak sakit secara berbarengan. Salam sehat. Dennise
BalasHapussejak menerapkan food combining, saya jarang sakit Mbak
BalasHapusmungkin karena selalu ada asupan enzyme dari buah dan sayur segar
serta mengurangi protein hewani
Duh aku salah sangka, kirain yang sakit tuh si mpus. Ternyata mbak Ira sekeluarga yang gantian sakit. Semoga cukup sekali ini aja ya mbak, giliran sakit. Seterusnya sehat semua
BalasHapusBeberapa minggu terakhir memang musim sakit ya. Di kala kita sedang sakit, baru terasa nikmatnya sehat. karena itu jangan lupa bahwa: "Sehat itu dijaga, sakit itu dicegah"
BalasHapusMenerapkan gaya hidup sehat adalah koentji
Kadang karena wabah tertentu bisa bikin sekeluarga sakit secara bergantian. Meski kecil bisa dikatakan wabah juga karena saling tular.
BalasHapusKami beberapa kali mengalami seperti itu. Dan ya, alasannya karena standar kesehatannya masih rendah.
Ya Allah semoga lekas sehat ya semuanya. Memang kalau ada yang sakit, eh setelah sembuh malah bergantian. Semoga kita semua sehat selalu ya!
BalasHapusDi rumah saya juga baru merasakan yang namanya sakit bergiliran, Kak. Mulai dari ayah saya, kemudian ibu, lalu saya baru kemudian adik saya. Duh rasanya tu amazing. Tapi, alhamdulillah. Sekarang sudah pulih kembali.
BalasHapusDi era pandemi seperti sekarang ini emang banyak orang yg sakit. Keluarga ku juga akhir2 ini kurang fit. Saya pun gitu kok kak, gak tahu nih sering batuk pilek, meriang, dan kadang sampe kerokan malam2 karena sering begadang karena sparing badminton sama teman2. :( tetap jaga kesehatan untuk semuanya, perbanyak makanan bergizi seimbang dan olahraga.
BalasHapusHubungan darah memang begitu ya mbak, cepet jadinya satu sakit lalu gantian yang lain.
BalasHapusSehat-sehat selalu buat kita semua, daku juga baru beranjak pulih ini, makanya baru bisa silaturahmi ke sini ☺️
Terimakasih sudah membaca tulisan saya, jangan lupa tinggalin komennya yaa ;)