![]() |
pic source: pixabay.com |
Selain takut pada binatang buas seperti harimau, singa, buaya, macan, beruang kutub (saya bingung kenapa takut pada binatang-binatang ini, padahal saya tidak pernah bertemu dan berinteraksi dengan mereka secara langsung 😝), ular dan beberapa binatang buas lain, saya juga takut pada beberapa binatang peliharaan, salah satunya adalah anjing. Ya, binatang yang dianggap lucu nan menggemaskan bagi sebagian besar orang ini menjadi binatang menakutkan untuk saya.
Apa pasal? Kok bisa saya takut pada anjing? Jadi gini ceritanya...
Pada zaman dahulu (loh, kok jadi kayak serial kartun dari negeri jiran itu yaa, hehehe 😂), maksudnya saat saya masih kecil, ada tetangga kami yang memelihara anjing. Rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumah kami, jadi boleh dibilang, si empunya anjing itu adalah tetangga dekat kami.
Baca Juga: Binatang yang Membuat Saya Resah
Jenis anjing yang dipelihara bukanlah anjing lucu nan menggemaskan seperti cihuahua, maltese atau pomeranian (saya baru tahu jenis anjing lucu ini barusan, saat googling. Sebelumnya saya awam banget soal anjing), melainkan jenis anjing kampung.
Saya tidak tahu pasti berapa jumlah anjing yang dipelihara, yang jelas anjing-anjing itu sering berkeliaran di sekitar rumah kami. Mereka baru dimasukkan ke kandang pada malam hari. Gonggongan mereka selalu mewarnai keseharian kami, saking seringnya mendengar gonggongan mereka, telinga saya akhirnya terbiasa mendengar gonggongan itu.
Singkat cerita, di suatu sore nan ceria, saya sedang bermain dengan teman di jalanan kompleks perumahan tempat tinggal kami. Lalu dari balik pagar muncul seekor anjing. Kedatangannya yang tiba-tiba membuat saya kaget dan refleks melarikan diri. Melihat saya kaget, anjingnya langsung mengejar saya. Saya lari ketakutan sambil menangis. Orang-orang yang melihat adegan itu menyarankan saya untuk segera memanjat pohon pepaya agar si anjing berhenti mengejar, namun saya tidak bisa melakukan itu. Saya terus berlari dan anjing semakin dekat, syukurlah saat jarak si anjing dari saya kurang dari semeter, si pemilik anjing datang. Saya yang masih ketakutan tetap berlari hingga di ujung kampung. Saya benar-benar ketakutan dan berpikir si anjing akan menggigit saya 😭.
Bertahun-tahun berlalu, kejadian traumatis itu masih tersimpan di memory saya. Setiap kali melihat anjing (apalagi anjing kampung atau anjing dengan perawakan besar), bulu kuduk otomatis akan langsung berdiri dan keinginan untuk melarikan diri tiba-tiba menyerang hingga membuat panik. Saya ingat, pada zaman kuliah dulu, dari semester satu hingga semester empat saya berjalan kaki dari kost ke kampus. Di sepanjang jalan yang saya lewati, saya selalu gemetar ketakutan setiap melewati rumah yang memelihara anjing, apalagi bila anjingnya dibiarkan keluar hingga "nongkrong" di jalan. Saya refleks langsung berlari tapi selalu berhasil dicegah teman, menurutnya, kalo kita hanya lewat tanpa memberi gerakan tambahan, maka anjingnya juga akan anteng, sebaliknya bila kita menunjukkan rasa takut dan berlari, maka si anjing akan langsung mengejar.
Sejak saat itu, setiap kali bertemu anjing di jalan, walau takut saya berusaha untuk tetap tenang dan jalan santai. Dan memang benar, setelah mempraktekkan cara itu, saat berpapasan atau bertemu anjing, doi tidak menunjukkan gelagat akan "mengganggu" saya.
Lalu apakah rasa takut saya pada anjing sudah hilang? Ohh no. Sampai saat ini, rasa takut tetap masih ada namun sudah terkendali, hehehe 😁
Teman-teman, apakah punya pengalaman buruk juga sama anjing? Atau mungkin binatang peliharaan lain? Yuk bagi ceritanya di kolom komen 😉